Wednesday, August 03, 2011

MENINGKATKAN “MOOD” SAAT BERPUASA

Bulan Ramadhan merupakan bulan suci yang ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam di seluruh penjuru dunia. Pada bulan ini seluruh Muslim di dunia yang beriman kepada Allah SWT diwajibkan untuk melakukan salah satu Rukun Islam yaitu puasa. Selain itu pada bulan ini, pahala yang disediakan di “diskon” sebesar-besarnya dan menaikkan “harga” setiap dosa. Maka dari itu, para ulama sering berkata, “Pada Bulan Ramadhan, semua pintu-pintu Surga dibuka lebar, dan pintu Neraka ditutup rapat-rapat”. Bulan Agustus ini bertepatan tanggal 1 Agustus 2011, seluruh umat Islam khususnya di Indonesia menunaikan ibadah puasa.
Pada saat awal-awal berpuasa mungkin masyarakat Indonesia masih bersemangat dan bergairah dalam menjalankan ibadah puasa. Selain itu, masjid-masjid di seluruh pelosok negeri penuh bahkan sampai ke tengah jalan. Namun pada saat hari ke-15 sampai 20 sebagian masyarakat Indonesia mungkin merasa lelah dan jenuh dalam menunaikan ibadah puasa, selain itu masjid juga semakin berkurang jamaahnya pada hari-hari tersebut. Ini merupakan fenomena yang menarik untuk dibahas yang sampai saat ini masih belum bisa dijelaskan penyebabnya. Padahal pahala berlipat ganda pada Bulan Ramadhan ini.

Adalah hal yang manusiawi jika manusia merasa bosan untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang dilakukan setiap waktu, apalagi imbalan yang didapat tidak kasat mata seperti pahala berpuasa. Ini tidak terlepas dari kemauan dan hasrat manusia atau bahasa asingnya adalah “mood”. Mood bisa dibilang baik apabila keinginan manusia tinggi dalam melakukan suatu pekerjaan sehingga manusia merasa bergairah dan bersemangat dan akan menghasilkan hasil yang maksimal. Sebaliknya, mood bisa dibilang buruk jika keinginan manusia rendah dan menurun dalam melakukan sebuah pekerjaan yang berakibat kurang maksimalnya hasil akhir. Dalam hal ini, kita membagi mood menjadi dua yaitu mood dalam menunaikan ibadah dan mood dalam melakukan aktivitas.
Dalam beraktivitas sehari-hari, masyarakat Indonesia mungkin mempunyai mood yang beraneka ragam. Ada yang tinggi, sedang, maupun rendah. Ada banyak faktor yang mempengaruhi kemauan masyarakat dalam melakukan kegiatan rutinnya. Misalnya, faktor lingkungan kerja, kemampuan fisik, keadaan psikologi, dan lain-lain. Berpuasa juga dapat memengaruhi mood seseorang dalam melakukan kegiatan sehari-hari karena fisik harus menahan lapas dan haus seharian. Secara otomatis, tubuh akan kekurangan asupan makanan dan cairan tubuh akan berkurang saat puasa sehingga membuat tubuh terasa letih. Pada saat awal berpuasa mungkin masih terlihat bersemangat tapi pada pertengahan bulan Ramadhan mungkin wajah-wajah bosan dan letih sudah menghinggapi wajah sebagian masyarakat Indonesia sehingga mempengaruhi hasil pekerjaan. Sebenarnya kita bisa menghindari kejadian tersebut dengan bebearap sugesti pikiran kita masing-masing. Misalnya, dalam Bulan Ramadhan setiap kegiatan yang bernilai positif akan dinilai sebagai ibadah dan setiap “penderitaan” akibat lapar dan haus di Bulan Ramadhan akan mengikis setiap dosa-dosa kita yang telah lalu. Biasakan dulu dengan pikiran-pikiran seperti tadi, secara cepat atau lambat maka akan tersugesti dengan sendirinya ke pikiran kita. Walaupun tidur dapat bernilai ibadah, tapi tidak bagus juga menghabiskan seharian waktu puasa hanya untuk tidur.
Sedangkan beribadah dalam Bulan Ramadhan, tidak diragukan lagi amalan pahalanya. Apalagi dalam bulan ini terdapat ibadah yang tidak ada dalam sebelas bulan lain yaitu Shalat Tarawih dan Witir. Kedua shalat ini dilakukan pada malam hari setelah Shalat Isya yang pahalanya tidak bisa dibayangkan oleh manusia. Menurut Ustadz Maulana pada saat mengisi ceramah di acara Saatnya Kita Sahur di Trans TV, setiap hari amalan bagi orang yang Shalat Tarawih dan Witir berbeda-beda. Pada malam pertama amalannya berupa diampuni dosanya yang telah lalu, malam kedua diampuni dosa kedua orangtuanya, malam ketiga diampuni dosanya selama 2 tahun, bahkan pada malam ke sekian dicatat dalam daftar penghuni Surga Firdaus, ada lagi berupa didoakan oleh malaikat yang dekat dengan Allah SWT. Itu baru amalan Shalat Tarawih dan Witir belum lagi amalan-amalan yang lain seperti tadarus Al Qur’an, memberi makan orang yang berpuasa, Shalat Shubuh berjamaah, ada juga malam Lailatul Qadar, dan masih banyak lagi. So, untuk orang-orang yang masih mempunyai iman, berbagai tawaran amalan tersebut dapat menjadi motivasi tersendiri dalam meningkatkan ibadahnya pada Bulan Ramadhan ini. Sehingga mood dalam beribadah di bulan suci ini menjadi naik dan memberikan hasil yang maksimal di akhir bulan.
Pada khotbah Jumat sebelum Bulan Ramadhan di Masjid Nurul Huda UNS, diisi oleh seorang Khatib yang mengulas berbagai persiapan menjelang datangnya Bulan Ramadhan. Beliau juga menyampaikan sebuah pertanyaan yang diambil dari sebuah judul buku,
“Bagaimana kalau Ramadhan ini adalah Ramadhan terakhir untuk kita…???”

By : Reda (redataradipa@yahoo.com)
Gambar : http://mullahijrah.blogspot.com/2010/12/memaknai-puasa.html

3 comments:

  1. Hehe, bener bener. Mood alias semangat dalam berpuasa terkadang bisa seperti kurva yang menurun. Dan akan naik lagi menjelang akhir.
    Boleh juga tipsnya untuk tetap menjaga semangat berpuasa . . . :)

    ReplyDelete
  2. wah pake kurva segala kya org ekonomi mas...hehehe

    sbenernya sugesti dlm diri sndiri tu cra yg pling mudah dan pling efektif pengaruhnya dlam dri manusia.....

    ReplyDelete