Pulau Bali, apa yang terpikirkan di kepala kita setelah mendengar kata tersebut ? Pulau Dewata, keindahan, sakral, mistis, atau sasaran terorisme. Terlepas dari itu semua Pulau Bali mempunya banyak istilah selain istilah-istilah di atas yang menjadikan
Pulau Bali berbeda dengan pulau-pulau yang lainnya di Indonesia.
Memang Pulau Bali merupakan andalan Pemerintah Indonesia untuk memperkenalkan kebudayaan nusantara. Ini terjadi karena tak sedikit wisatawan asing yang lebih mengenal Pulau Bali daripada negaranya yaitu Indonesia. Bahkan, pernah seorang wisatawan bertanya pada penduduk lokal yang intinya apakah Bali merupakan bagian dari Indonesia juga.
Memang memprihatinkan tapi juga tak mengherankan. Pulau yang hanya memiliki luas kurang lebih 5.632.8,6 Km2 atau hanya sepertiga dari luas propinsi Jawa Tengah dengan kepadatan penduduk 845 jiwa/Km2 menjadi kiblat para turis asing ketika berkunjung ke Indonesia.
Selain terletak pada lokasi yang strategis yaitu diantara Pulau Jawa dan Pulau Nusa Tenggara, masyarakat di Bali terkenal ramah dan bersahabat dengan wisatawan. Itulah yang menjadi modal dasar berkembangnya Pulau Bali khususnya di sektor pariwisata.
Tahun lalu waktu saya masih duduk di bangku SMA, skolah mengadakan study tour dengan tujuan Pulau Bali. Selama disana ada sesuatu yang membuat saya tertarik yaitu rahasia mengapa kebudayaan dan kesenian Bali masih bertahan di era globalisasi seperti ini. Pada era globalisasi ini banyak kebudayaan asli daerah kita yang semakin memudar bahkan diklaim oleh negara lain seiring perkembangan jaman dan sedikitnya masyarakat kita yang melakukan unsur-unsur kebudayaan asli kita tapi masyarakat Bali mempunyai tradisi yaitu mewajibkan orang tua untuk mengajarkan kebudayaan dan kesenian asli mereka secara keseluruhan dan permanen. Selain itu para orang tua selalu menasihati anaknya untuk mengutamakan kehormatan kebudayaannya dan menurunkan kepada anak-anaknya kelak. Tradisi itu masih ada sampai sekarang dan hasilnya kebudayaan Bali masih ada dan dipertahankan. Maka tak heran jika Pulau Bali lebih terkenal dari negaranya sendiri.
Pulau Bali berbeda dengan pulau-pulau yang lainnya di Indonesia.Memang Pulau Bali merupakan andalan Pemerintah Indonesia untuk memperkenalkan kebudayaan nusantara. Ini terjadi karena tak sedikit wisatawan asing yang lebih mengenal Pulau Bali daripada negaranya yaitu Indonesia. Bahkan, pernah seorang wisatawan bertanya pada penduduk lokal yang intinya apakah Bali merupakan bagian dari Indonesia juga.
Memang memprihatinkan tapi juga tak mengherankan. Pulau yang hanya memiliki luas kurang lebih 5.632.8,6 Km2 atau hanya sepertiga dari luas propinsi Jawa Tengah dengan kepadatan penduduk 845 jiwa/Km2 menjadi kiblat para turis asing ketika berkunjung ke Indonesia.
Selain terletak pada lokasi yang strategis yaitu diantara Pulau Jawa dan Pulau Nusa Tenggara, masyarakat di Bali terkenal ramah dan bersahabat dengan wisatawan. Itulah yang menjadi modal dasar berkembangnya Pulau Bali khususnya di sektor pariwisata.
Tahun lalu waktu saya masih duduk di bangku SMA, skolah mengadakan study tour dengan tujuan Pulau Bali. Selama disana ada sesuatu yang membuat saya tertarik yaitu rahasia mengapa kebudayaan dan kesenian Bali masih bertahan di era globalisasi seperti ini. Pada era globalisasi ini banyak kebudayaan asli daerah kita yang semakin memudar bahkan diklaim oleh negara lain seiring perkembangan jaman dan sedikitnya masyarakat kita yang melakukan unsur-unsur kebudayaan asli kita tapi masyarakat Bali mempunyai tradisi yaitu mewajibkan orang tua untuk mengajarkan kebudayaan dan kesenian asli mereka secara keseluruhan dan permanen. Selain itu para orang tua selalu menasihati anaknya untuk mengutamakan kehormatan kebudayaannya dan menurunkan kepada anak-anaknya kelak. Tradisi itu masih ada sampai sekarang dan hasilnya kebudayaan Bali masih ada dan dipertahankan. Maka tak heran jika Pulau Bali lebih terkenal dari negaranya sendiri.
No comments:
Post a Comment