Wednesday, January 27, 2010

SKS (SISTEM KEBUT SEMALAM) MEMBUAT REMAJA RENTAN DEPRESI

Remaja merupakan masa yang sangat rentan terhadap segala hal yang datang. Mengetahui dan menyelidiki sesuatu yang ingin diketahuinya baik itu hal yang baik maupun hal yang buruk. Keadaan psikologis turut berperan dalam memberikan respon terhadap keadaan di sekitar remaja. Psikologis setiap remaja berbeda ada yang lemah dan kuat. Keadaan psikologis yang lemah sangat rentan terhadap risiko depresi dan depresi dapat disebabkan oleh beberapa variabel salah satunya adalah istirahat dalam hal ini adalah tidur. Apalagi untuk remaja yang membiasakan diri belajar dengan Sistem Kebut Semalam (SKS). Hal tersebut sangan berisiko bagi remaja mengalami depresi. Mari kita simak penjelasannya.
Remaja yang tidur selepas tengan malam 24% lebih berpotensi mengalami depresi daripada remaja yang terlelap sebelum pukul 22.00. Hal iti terungkap dalam studi para peneliti dari Columbia University Medical Centre, New York, AS. Tim ini mempelajari data yang dikumpulkan pada tehun 1990-an dari 15.500 remaja berusia 12-18 tahun. Mereka menemukan 1 dari 15 remaja dalam studi ini menderita depresi.
Selain berisiko lebih tinggi menderita depresi, remaja yang tidur setelah tengah malam 20% labih berpeluang berpikir mengenai bunuh diri daripada yang memejamkan mata pada pukul 22.00 atau lebih awal. Mereka yang tidur kurang dari 5 jam per malam diyakini berisiko 48% lebih besar berpikir mengenai bunuh diri daripada yang beristirahat 8 jam. Remaja yang cukup tidur cukup berpotensi 65% lebih rendah mengalami depresi.
Jadi untuk teman-teman remaja paling tidak untuk mengurangi kebiasaan Sistem Kebut Semalam (SKS) agar tidak menambah risiko depresi khusunya untuk adik-adik yang sedang bersiap-siap menempuh Ujian Akhir. Tidak harus memaksakan diri belajar hingga larut malam. Seandainya adik-adik ingin belajar malam karena agar tenang, adik-adik bisa tidur lebih awal misal tidur jam 7 malam kemudian bangun jam 12 malam.

No comments:

Post a Comment